Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang biasa disingkat IPTEKS menjadi salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Bidang yang memiliki peranan penting dalam hal ini adalah pendidikan. Dalam Dictionary of Psychology (Ma’rup, 2012:1) pendidikan diartikan sebagai ... the institusional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu proses pendewasaan diri setiap individu demi bermartabatnya suatu bangsa.
Salah satu bidang ilmu yang memegang peranan penting dalam pendidikan adalah matematika. Matematika merupakan dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena merupakan sarana berpikir ilmiah dan salah satu kunci utama dalam menemukan hubungan dan keteraturan antara beberapa hal yang akan mengungkapkan konsepsi tentang alasan. Hal ini sejalan dengan pendapat Roger Bacon (Ma’rup, 2012:2) mengatakan “Mathematics gate and key of the science” (matematika merupakan pintu gerbang dan kunci ilmu-ilmu). Ungkapan ini mengandung makna bahwa matematika memegang peranan penting dalam berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sejalan dengan pengertian pendidikan sebagai upaya penyempurnaan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya, maka dalam hal pembelajaran matematika dipandang bertujuan tidak sekedar menata pola pikir peserta didik dari sisi pengetahuan semata, melainkan menata aspek-aspek lain termasuk sikap. Pada kurikulum 2013, aspek yang dimaksud adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Memperhatikan realitas kehidupan saat ini, kembali pendidikan menuai sorotan dari masyarakat. Aspek yang paling disoroti adalah aspek kognitif, yakni rendahnya hasil belajar peserta didik, khususnya dalam mata pelajaran matematika. Kedua, aspek afektif peserta didik. Hal inilah yang mendasari lahirnya istilah pendidikan karakter. Karaktrer adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang.
Salah satu mata pelajaran yang dituntut untuk menanamkan pendidikan karakter di dalamnya adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan aktivitas mental, sehingga seni berpikir matematika tidak dapat dilepaskan dengan kegiatan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan utama yang diharapkan adalah tercapainya tujuan belajar sebagaimana yang tercantum dalam standar isi mata pelajaran matematika dan terangkum dalam hasil belajar peserta didik. Hasil belajar yang baik tentunya lahir dari proses pembelajaran yang terencana dengan baik.
Paparan tersebut di atas menggambarkan betapa pentingnya pendidikan sebagai salah satu bidang yang mampu melahirkan generasi penerus bangsa. Proses pembelajaran matematika di sekolah merupakan salah satu kendaraan untuk sampai pada tujuan yang dimaksud.
Karenanya, HMJ Pendidikan Matematika FKIP Unismuh Makassar berinisiatif melaksanakan kegiatan lomba matematika se Indonesia Tingkat SD, SMP, SMA (sederajat) dan seminar pendidikan. Akhirnya pilihan pun jatuh pada kegiatan yang bernama “Proyeksi Kreatifitas Ilmiah Mahasiswa Matematika 2015” (PRISMA ‘15)untuk mengeksplorasi kreatifitas peserta didik diberbagai tingkat
Selasa, 09 Desember 2014
Latar Belakang Kegiatan
03.31
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar